Thursday, September 12, 2013

TUGAS NGABEN DI BALI



BAB II
PEMBAHASAN

Ngaben adalah suatu upacara pembakaran mayat yang dilakukan umat Hindu di Bali, upacara ini dilakukan untuk menyucian roh leluhur orang sudah wafat menuju ketempat peristirahatan terakhir dengan cara melakukan pembakaran jenazah.
Dalam diri manusia mempunyai beberapa unsur, dan semua ini digerakan oleh nyawa/roh yang diberikan Sang Pencipta. Saat manusia meninggal, yang ditinggalkan hanya jasad kasarnya saja, sedangkan roh masih ada dan terus kekal sampai akhir jaman. Di saat itu upacara Ngaben ini terjadi sebagai proses penyucian roh saat meninggalkan badan kasar.
Kata Ngaben sendiri mempunyai pengertian bekal atau abu yang semua tujuannya mengarah tentang adanya pelepasan terakhir kehidupan manusia. Dalam ajaran Hindu Dewa Brahma mempunyai beberapa ujud selain sebagai Dewa Pencipta Dewa Brahma dipercaya juga mempunyai ujud sebagai Dewa Api. Jadi upacara Ngaben sendiri adalah proses penyucian roh dengan cara dibakar menggunakan api agar bisa dapat kembali ke sang pencipta, api penjelmaan dari Dewa Brahma bisa membakar semua kekotoran yang melekat pada jasad dan roh orang yang telah meningggal.
Upacara Ngaben ini dianggap sangat penting bagi umat Hindu di Bali, karena upacara Ngaben merupakan perujudan dari rasa hormat dan sayang dari orang yang ditinggalkan, juga menyangkut status sosial dari keluarga dan orang yang meninggal. Dengan Ngaben, keluarga yang ditinggalkan dapat membebaskan roh/arwah dari perbuatan perbuatan yang pernah dilakukan dunia  dan menghantarkannya menuju surga abadi dan kembali berenkarnasi lagi dalam wujud yang berbeda.
Ngaben dilakukan dengan beberapa rangkaian upacara, terdiri dari  berbagai rupa sesajen dengan tidak lupa dibubuhi simbol-simbol layaknya ritual lain yang sering dilakukan umat Hindu di Bali. Upacara Ngaben biasa nya dilalukan secara besar besaran, ini semua memerlukan waktu yang lama, tenaga yang banyak dan juga biaya yang tidak sedikit dan bisa mengakibatkan Ngaben sering dilakukan dalam waktu yang lama setelah kematian.
Pada masa sekarang  ini masyarakat Hindu di Bali sering melakukan Ngaben secara massal / bersama, untuk meghemat biaya yang ada, dimana Jasad orang yang meninggal untuk sementara dikebumikan terlebih dahulu sampai biaya mencukupi baru di laksanakan, namun bagi orang dan keluarga yang mampu upacara ngaben dapat dilakukan secepatnya, untuk sementara waktu jasad disemayamkan di rumah, sambil menunggu waktu yang baik. Ada anggapan kurang baik bila penyimpanan jasad terlalu lama di rumah, karena roh orang yang meninggal tersebut menjadi bingung dan tidak tenang, dia merasa berada hidup diantara 2 alam dan selalu  ingin cepat dibebaskan.
Pelaksanaan Ngaben itu sendiri harus terlebih dahulu berkonsultasi dengan pendeta untuk menetapkankan kapan hari baik untuk dilakukannya upacara.  Sambil menunggu hari baik yang akan ditetapkan, biasanya pihak keluarga dan dibantu masyarakat beramai ramai melakukan Persiapan tempat mayat ( bade/keranda ) dan replica berbentuk lembu  yang terbuat dari bambu, kayu, kertas warna-warni, yang nantinya untuk tempat pembakaran mayat tersebut.
Dipagi harinyasaatupacara ini dilaksanakan, seluruh keluargadanmasyarakat akan berkumpul mempersiapkan upacara. Sebelum upacara dilaksanakan Jasad  terlebih dahulu dibersihkan/dimandikan, Proses pelaksaaan pemandian di pimpin oleh seorang Pendeta atau orang dari golongan kasta Bramana.
Setelah proses pemandian selesai , mayat  dirias dengan mengenakan pakaian baju adat Bali, lalu semua anggota keluarga berkumpul untuk memberikan penghormatan terakhir dan diiringi doa semoga arwah yang diupacarai memperoleh kedamaian dan berada di tempat yang lebih baik.
Mayat yang sudah dimandikan dan mengenakan pakaian tersebut diletakan di dalam“Bade/keranda” lalu di usung secara beramai-ramai, seluruh anggota keluarga dan masyarakat  berbarisdidepan  “Bade/keranda”. Selama dalam perjalanan menuju tempat upacara Ngabentersebut, bila terdapat persimpangan atau pertigaan, Bade/keranda akan diputar putar sebanyak tiga kali, ini dipercaya agar si arwah bingung dan tidak kembali lagi ,dalam pelepasan jenazah  tidak ada isak tangis, tidak baik untuk jenazah tersebut, seakan tidak rela atas kepergiannya.Arak arakan  yang menghantar kepergian jenazah diiringi bunyi gamelan,kidung suci.Pada sisi depan dan belakang Bade/keranda yang di usung terdapat kain putih yang mempunyai makna sebagai jembatan penghubung bagi sang arwah untuk dapat sampai ketempat asalnya.
Setelah sampai dilokasi kuburan atau tempat pembakaran yang sudah disiapkan, mayat di masukan/diletakan diatas/didalam “Replica berbentuk Lembu“ yang sudah disiapkan dengan terlebih dahulu pendeta atau seorang dari kasta Brahmana membacakan mantra dan doa, lalu upacara Ngaben dilaksanakan, kemudian “Lembu” dibakar sampai menjadi abu. Sisa abu dari pembakaran mayat tersebut dimasukan kedalam buah kelapa gading lalu kemudian di larungkan/dihayutkan ke laut atau sungai yang dianggap suci.
Dari pemamaparan diatas dapat disimpulkan bahwa Ngaben adalah upacara pembakaran mayat di Bali yang saat disakralkan dan diagungkan, upacara ini adalah ungkapan rasa hormat yang ditujukan untuk orang yang sudah meninggal. Upacara ini selalu dilakukan secara besar besar dan meriah,  tidak semua umat Hindu di Bali dapat melaksanakannya karena memerlukan biaya yang tidak sedikit. Semua yang berasal dari sang pencipta pada masanya akan kembali lagi dan semua itu harus diyakini dan ihklaskan. Manusia di lahirkan dan kemudian meninggal itu semua erat berhubungan dengan amal perbuatannya selama di dunia.


TUGAS SEJARAH MAHABRATA



BAB I
PENDAHULUAN
1.    Latar Belakang
Mahabharata merupakan sebuah kisah yang tidak asing bagi kita semua. Keagungan dan kepopulerannya pada masa lalu bisa dikatakan tak tertandingi. Namun saat ini zaman telah berubah dan kisah ini tidak terlalu banyak didengar lagi. Karena itu dalam kesempatan ini ada baiknya kita mengulas bagaimanakah kedudukan mahabharata dalam ajaran agama Hindu.
Mahabharata, salah satu yang terbesar dan epik terbesar sepanjang masa, bukan hanya cerita perang. Ini berisi rahasia manajemen dalam rahim nya. Dalam tulisan ini, Shanti Parva Mahabharata dianalisis. Karakter yang paling berpengetahuan dan berpengalaman Mahabharata, Bisma memberikan instruksi kepada Yudhishthir raja baru di Parva.
2.   Prabu Santanu dan keturunannya
Prabu Santanu dan Dewi Satyawati, leluhur para Pandawa dan Korawa

CEPUK NUSA PENIDA


KAMI MENJUAL CEPUK NUSA PENIDA BERBAGAI TIPE









 MAU MENCARI CEPUK NUSA PENIDA
 HUB. 085 338 286541 / 085 739 487 784
 Facebook/Email. Arya.mega66yahoo.com

POTO - POTO BAGUS






INFORMASI TOUR KE NUSA PENIDA



Add caption




kami melayani 
-trasportasi sembahyang di pura Nusa Penida  
-dan kami mengantar anda menikmati pemandangan Nusa Penida 

hub. 085 338 286 541/  085 739 487 784


Penelitian arkeologi di Pulau Nusa Penida diawali oleh kunjungan Claire Holt pada tahun 1930-an dan hasil kunjungannya ke daerah ini diterbitkan dalam majalah Jawa dengan judul The Bandit Island A Short Exsploration Trip to Nusa Penida.

Sedangkan Pura-pura di Pulau Nusa Penida sebagian besar disebutkan masih menunjukan kekunoannya, yang dieirikan dengan bentuk, relief, dan hiasan lainnya yang sangat berbeda dengan pura-pura yang umum ditemukan di Pulau Bali. 

Sementara itu, di pura-pura ini juga terdapat Balai Gedong (Pura penyimpanan) pralina-pralina dalam bentuk area-area kuno yang dahulu ditemukan tidak jauh dari lokasi pura tersebut. Adapun beberapa pura-pura tersebut adalah:
  • Pura Penataran Agung Ped, Ada lima lokasi pura yang bersatu pada areal Pura ini yaitu: 
      • Pura Segara, sebagai tempat berstananya Batara Baruna, 
      • Pura Taman dengan kolam mengitari pelinggih yang ada di dalarnnya. Pura ini berfungsi sebagai tempat penyucian, 
      • Pura utama yakni Penataran Ratu Gede Mecaling, sebagai simbol kesaktian penguasa Nusa pada zamannya., 
      • Pelebaan Ratu Mas,
      • Bale Agung yang merupakan linggih Batara-batara pada waktu ngusaba.
    • Masing-masing pura dilengkapi pelinggih, bale perantenan dan bangunanbangunan lain sesuai fungsi pura masing-masing.
  • Pura Mastulan, di sisi timur utama mandala terdapat taman yang dahulu memiliki sumber air (tirtha). Menurut informasi, di tempat ini dahulu ada temuan dua area Bhatara dan umpak.
  • Pura Puncak Mundi, di pura ini terdapat bangunan padmasana dengan bentuk unik yaitu mempunyai pelipit dan empat buah tiang yang sangat berbeda dengan bangunan padmasana umumnya pada masyarakat sekarang. Padmasana ini dihiasi oleh stiliran kala dan motif sulur-suluran yang merupakan simbol dari Siwa Buddha.
  • Pura Dalem Kerangkeng, di pura ini terdapat gua kerangkeng, meja pengadilan dan sebuah patung Ganesha.
  • Pura Meranting, di halaman nista mandala ini terdapat tugu tajen dan batu datar (dolmen?), menhir ditemukan di sebelah barat dati batu datar kurang lebih 8 meter dan bagian halaman tengah pura (madya mandala). Pada halaman utama mandala terdapat padmasana setinggi 2.5 m yang cukup unik karena bagian tepasana diusung oleh area sederhana dengan posisi kaki terbuka (kangkang).
  • Pura Dalem Dukut, di halaman utama mandala ini terdapat padmasana setinggi 2,96 meter terbuat dati batu gamping dengan ciri-ciri: anak tangga pada sisi selatan dengan hiasan motif sulur-suluran, bagian tubuh terdapat anak tangga setinggi 38 cm dan di sisi barat dan timur tubuh terdapat area keeil setinggi 47 cm, antara bagian tubuh dan tepasana terdapat hiasan kala (boma) di sisi selatan dan hiasan garuda di sisi utara. Kala digambarkan dengan mata melotot, hidung besar, mulut terbuka dan memiliki empat buah taring di mulutnya. Di bagian bawah rahang kala diberi hiasan stiliran sampai ke bagian atas dari batur padmasana. Relief burung garuda digambarkan dengan mulut terbuka, mata melotot lidah menjulur ke luar dan bagian at as diberi hiasan geometris. Di dekat padmasana ini terdapat pula bangunan sanggar tawang setinggi 1,77 meter.
  • Pura Paibon Ibu, di dalam halaman utama mandala ini terdapat apa yang disebut sebagai Padmaeapah yang berdekatan dengan Padmasana yang memiliki hiasan
  • pelipit yang mirip dengan padmasana di pura Meranting (tetapi tidak mempunyai hiasan manusia kangkang an area-area lainnya).
  • Pura Puser Saab, di dalam utama mandala, terdapat Bale Sekenem dan Pelinggih Sanghyang Ganapati tempat penyimpanan area-area perwujudan dan area Ganesha. Area-area yang ditemukan di sini antara lain area perwujudan Bhatara Bhatari sebanyak 13 buah yang utuh dan 18 buah fragmen.
  • Pura Batu Medahu, di pura ini ditemukan dua buah Area berbentuk Area perwujudan dengan sikap kaki bersila, tangan kiri diarahkan ke bagian lutut, tangan kanan diarahkan ke bagian paha.
  • Pura Merajan/Sanggah, pada halaman utama mandala terbagi menjadi dua, sisi timur digunakan sebagai tempat penyimpanan area dan sisi barat terdapat menhir batu. Di Pura Merajan ini pemah ditemukan tiga lembar prasasti tembaga yang sekarang disimpan di dalam gedong penyimpanan.
  • Pura Maos Tegeh Kuri, di dalam pura ini ditemukan tiga lempeng prasasti logam, Prasasti lontar dalam kondisi fragmentaris berjumlah 9 lembar, tajak perunggu, dan genta perunggu.
  • Pura Tanglad Tunjuk Pusuh, di dalam utama mandala pura terdapat batu menhir yang dikenal sebagai batu jijih setinggi 84 cm terbuat dari batu terumbu gamping.

 

 

Om Swastyastu

Dengan segala hormat saya sampaikan kepada semua pengunjung yang merelakan dananya untuk mengunjungi site ini. Site ini dibuat atas dasar ketidakmampuan penulis untuk memilih yang benar khususnya memilih Babad - babad atau sejarah Nusa Penida yang penulis temukan di Dunia Maya maupun di darat, Adapun nama site ini penulis namakan Babad Nusa Penida karena yang penulis sajikan dominan terkait ke babad atau sejarah yang merupakan tatwa paporit penulis, selain paporit penulis menganggap sejarah atau babad merupakan salah satu komponen yang terpenting dalam membangun jati diri. Demikian pula melalui babad atau sejarah sesuai dengan ajaran agama Hindu juga merupakan salah satu serana untuk mewujudkan rasa dan sikap bhakti kepada Tuhan Yang Maha Esa / Ida Sanghyang Widhi Wasa.


Namun apa yang terjadi, semakin penulis telusuri keberadaan sejarah atau babad tersebut semakin banyak dan beragam isinya yang penulis temukan, Mulai dari sejarah yang berupa prasasti sampai dengan buku2 lontar, yang baru maupun yang lawas, semua isinya sangat membingungkan, jika saja penulis tidak mempunyai warisan dari leluhur terdahulu tentang keberadaan penulis di Nusa Penida, mungkin saja dalam pencarian ini penulis akan berubah status menjadi seorang yang Gila. Penulis sangat bersyukur dan berterima kasih pada leluhur yang mana beliau masih sempat menulis diatas lempengan - lempengan logam timah dan tembaga, walau tulisannya tidak teratur namun masih bisa dibaca dan di pahami.

Untuk melengkapi dan untuk menjadi bahan perbandingan bagi semeton sahabat atau rekan yang juga memiliki kesukaan yang sama, penulis sertakan lempengan - lempengan timah dan tembaga tersebut dalam bentuk gambar walau keadaannya sudah rapuh bahkan berkeping - keping, selain kepingan yang penulis sajikan masih ada satu lembar yang utuh, dan yang utuh tersebutlah menuntun penulis untuk mengenal leluhur penulis sendiri. Dan dari kepingan tersebut pula yang menuntun penulis untuk menemukan duplikatnya yang juga berada di Nusa Penida.

Buat pengunjung yang terhormat, penulis mohon maaf beribu maaf, besar harapan penulis untuk bisa sebanyak mungkin mempunyai sahabat di Dunia Maya maupun didarat, namun sayang, penulis tak mempunyai sebutir harta yang bisa penulis gunakan sebagai bukti dan sebagai tanda persahabatan, penulis hanya mempunyai harapan dan harapan, sehingga melalui tumpukan artikel maupun beberapa lontar serta beberapa buku yang penulis temukan didarat maupun di dunia maya ini penulis persembahkan untuk pengunjung, dan untuk mempersingkat waktu koneksi pengunjung saat melihat artikel babad di site ini, silahkan copy pasta karena semua artikel ini milik kita bersama dan bukan berbentuk file yang penulis tempatkan di salah satu web sehingga pengunjung tidak perlu mendownloadnya.

Dari sekian banyak daftar isi site ini, ada beberapa diantaranya hanya judul artikel, isinya belum sempat penulis unggah karena terkendala dengan modem yang penulis gunakan. Harap maklhum kata mas tukul " WONG NDESO" sehingga agak susah mencari signal yang ngejreng.

Demikianlah secuil, yang bisa penulis sampaikan kepada pengunjung, dan atas kunjungannya penulis sampaikan terima kasih, semoga selalu dalam keadaan sehat shingga kita bisa ketemu lagi di site ini.