Thursday, September 12, 2013


Penelitian arkeologi di Pulau Nusa Penida diawali oleh kunjungan Claire Holt pada tahun 1930-an dan hasil kunjungannya ke daerah ini diterbitkan dalam majalah Jawa dengan judul The Bandit Island A Short Exsploration Trip to Nusa Penida.

Sedangkan Pura-pura di Pulau Nusa Penida sebagian besar disebutkan masih menunjukan kekunoannya, yang dieirikan dengan bentuk, relief, dan hiasan lainnya yang sangat berbeda dengan pura-pura yang umum ditemukan di Pulau Bali. 

Sementara itu, di pura-pura ini juga terdapat Balai Gedong (Pura penyimpanan) pralina-pralina dalam bentuk area-area kuno yang dahulu ditemukan tidak jauh dari lokasi pura tersebut. Adapun beberapa pura-pura tersebut adalah:
  • Pura Penataran Agung Ped, Ada lima lokasi pura yang bersatu pada areal Pura ini yaitu: 
      • Pura Segara, sebagai tempat berstananya Batara Baruna, 
      • Pura Taman dengan kolam mengitari pelinggih yang ada di dalarnnya. Pura ini berfungsi sebagai tempat penyucian, 
      • Pura utama yakni Penataran Ratu Gede Mecaling, sebagai simbol kesaktian penguasa Nusa pada zamannya., 
      • Pelebaan Ratu Mas,
      • Bale Agung yang merupakan linggih Batara-batara pada waktu ngusaba.
    • Masing-masing pura dilengkapi pelinggih, bale perantenan dan bangunanbangunan lain sesuai fungsi pura masing-masing.
  • Pura Mastulan, di sisi timur utama mandala terdapat taman yang dahulu memiliki sumber air (tirtha). Menurut informasi, di tempat ini dahulu ada temuan dua area Bhatara dan umpak.
  • Pura Puncak Mundi, di pura ini terdapat bangunan padmasana dengan bentuk unik yaitu mempunyai pelipit dan empat buah tiang yang sangat berbeda dengan bangunan padmasana umumnya pada masyarakat sekarang. Padmasana ini dihiasi oleh stiliran kala dan motif sulur-suluran yang merupakan simbol dari Siwa Buddha.
  • Pura Dalem Kerangkeng, di pura ini terdapat gua kerangkeng, meja pengadilan dan sebuah patung Ganesha.
  • Pura Meranting, di halaman nista mandala ini terdapat tugu tajen dan batu datar (dolmen?), menhir ditemukan di sebelah barat dati batu datar kurang lebih 8 meter dan bagian halaman tengah pura (madya mandala). Pada halaman utama mandala terdapat padmasana setinggi 2.5 m yang cukup unik karena bagian tepasana diusung oleh area sederhana dengan posisi kaki terbuka (kangkang).
  • Pura Dalem Dukut, di halaman utama mandala ini terdapat padmasana setinggi 2,96 meter terbuat dati batu gamping dengan ciri-ciri: anak tangga pada sisi selatan dengan hiasan motif sulur-suluran, bagian tubuh terdapat anak tangga setinggi 38 cm dan di sisi barat dan timur tubuh terdapat area keeil setinggi 47 cm, antara bagian tubuh dan tepasana terdapat hiasan kala (boma) di sisi selatan dan hiasan garuda di sisi utara. Kala digambarkan dengan mata melotot, hidung besar, mulut terbuka dan memiliki empat buah taring di mulutnya. Di bagian bawah rahang kala diberi hiasan stiliran sampai ke bagian atas dari batur padmasana. Relief burung garuda digambarkan dengan mulut terbuka, mata melotot lidah menjulur ke luar dan bagian at as diberi hiasan geometris. Di dekat padmasana ini terdapat pula bangunan sanggar tawang setinggi 1,77 meter.
  • Pura Paibon Ibu, di dalam halaman utama mandala ini terdapat apa yang disebut sebagai Padmaeapah yang berdekatan dengan Padmasana yang memiliki hiasan
  • pelipit yang mirip dengan padmasana di pura Meranting (tetapi tidak mempunyai hiasan manusia kangkang an area-area lainnya).
  • Pura Puser Saab, di dalam utama mandala, terdapat Bale Sekenem dan Pelinggih Sanghyang Ganapati tempat penyimpanan area-area perwujudan dan area Ganesha. Area-area yang ditemukan di sini antara lain area perwujudan Bhatara Bhatari sebanyak 13 buah yang utuh dan 18 buah fragmen.
  • Pura Batu Medahu, di pura ini ditemukan dua buah Area berbentuk Area perwujudan dengan sikap kaki bersila, tangan kiri diarahkan ke bagian lutut, tangan kanan diarahkan ke bagian paha.
  • Pura Merajan/Sanggah, pada halaman utama mandala terbagi menjadi dua, sisi timur digunakan sebagai tempat penyimpanan area dan sisi barat terdapat menhir batu. Di Pura Merajan ini pemah ditemukan tiga lembar prasasti tembaga yang sekarang disimpan di dalam gedong penyimpanan.
  • Pura Maos Tegeh Kuri, di dalam pura ini ditemukan tiga lempeng prasasti logam, Prasasti lontar dalam kondisi fragmentaris berjumlah 9 lembar, tajak perunggu, dan genta perunggu.
  • Pura Tanglad Tunjuk Pusuh, di dalam utama mandala pura terdapat batu menhir yang dikenal sebagai batu jijih setinggi 84 cm terbuat dari batu terumbu gamping.

No comments:

Post a Comment